Novelty

Image source: https://www.youtube.com/watch?v=Y4-4GNN_Qvc

Tentu kita sudah sering mendengar tentang istilah ini, terutama bagi kita yang berkutat dengan kegiatan-kegiatan riset. Perlu diingat bahwa novelty yang dibahas disini bukan merupakan suatu bentuk buku yang dibaca oleh millenial (novel). Bukan, sama sekali bukan.

Merujuk pada Oxford dictionary, novelty berarti the quality of being new, different and interesting” sedangkan novel menurut KBBI berarti karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku

Nah sekarang, kita akan membahas istilah yang pertama, yaitu novelty atau kebaruan penelitian.

Sebagai akademisi, tentu hal ini sering sekali ditanyakan tentang hal ini untuk mengetahui kualitas suatu hasil penelitian. Bahkan, ini menjadi pertanyaan wajib bagi seorang promovendus (mahasiswa doktor) ketika menghadapi penguji pada sidang promosi. Itu juga perlu ditulis dengan klaim yang jelas di Disertasinya. Mahasiswa master pun sama, mereka juga dihadapkan dengan pertanyaan yang sama ketika ujian Tesis.

Sering sekali, banyak pihak tidak mampu menjawab dan mengklaim novelty dari hasil penelitian yang telah dikerjakan. Bahkan juga tidak jarang mahasiswa mengklaim novelty penelitiannya setelah kegiatan riset mereka telah selesai dilakukan. Seakan mengada-adakan novelty

Tentu ini bukanlah salah satu contoh yang baik. Sejatinya, novelty atau kebaruan dirumuskan Ketika akan memulai penelitian, perlu diulik, dikaji dan dirumuskan dengan serius. Merujuk pada Sukardi [1] novelty atau kebaruan dalam penelitian dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:

  1. Kebaruan yang merupakan hasil penelitian yang baru dan belum ada peneliti lain yang mengerjakannya atau mempublikasikan hasil penelitian yang dikerjakan tersebut,
  2. Kebaruan yang merupakan improvisasi atau penguatan terhadap kelemahan-kelemahan yang ada pada hasil penelitian sebelumnya,
  3. Kebaruan yang merupakan sanggahan terhadap hasil penelitian sebelumnya.

Kelompok kebaruan yang pertama disebut dengan Invensi yang hasil penelitiannya memberikan gebrakan luar biasa terhadap ilmu pengetahuan. Kebaruan yang bersifat invensi contohnya seperti apa yang telah dilakukan oleh Taylor sebagai bapak manajemen operasi atau Newton yang menemukan teori gravitasi.

Kelompok kebaruan kedua disebut dengan improvisasi, yaitu perbaikan terhadap riset-riset sejenis yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Tujuan novelty jenis kedua ini adalah untuk memperbaiki produk atau proses sehingga menjadi lebih efektif dan efisien. Tentu banyak contoh teknologi yang merupakan hasil novelty yang bersifat improvisasi, seperti kemajuan pada teknologi telepon, komputer, mobil dsb.

Kelompok kebaruan ketiga disebut dengan refutation yang berarti bantahan terhadap teori-teori terdahulu dengan landasan yang kuat. Contoh kebaruan ini pernah dilakukan oleh Copernicus dan Galilelo Galilei yang membantah tentang pergerakan benda angkasa dan menjadikan matahari sebagai pusat pergerakan benda langit dan bumi mengitarinya.

Terbaru, tentu juga kita pernah mendengar teori bumi datar (flat earth) yang teorinya sudah sangat menyebar luas di internet dalam bentuk buku, video atau media lainnya. Mungkin ini adalah salah satu bentuk novelty refutation yang berupaya menyanggah teori bumi bulat yang selama ini dipegang teguh, terlepas dari kontroversi dan konfrontasinya. Saya tidak ingin membahas ini lebih lanjut, karena setiap orang akan memiliki pendapat yang berbeda beda. Tetapi, untuk menghasilkan refutation harus didukung dengan argumen dan bukti yang kuat dan dapat diterima berbagai kalangan.

Nah sekarang, mari kita tinggalkan teori tersebut. Rasanya bentuk novelty yang paling memungkinkan untuk kita capai dan klaim sebagai akademisi adalah bentuk novelty tipe kedua, yaitu improvisasi. Sangat besar peluang dalam menghasilkan novelty tipe tersebut karena pun sudah banyak literatur yang mendukung riset yang akan kita laksanakan.

Perlu diingat, novelty yang kita rumuskan merupakan sebagai jembatan untuk mencapai kemajuan sebuah peradaban.

Mari, pikirkan novelty sebelum riset terjadi.

Bogor, 14 April 2020

Disarikan dari:

[1] Sukardi. 2009. Masalah kebaruan dalam penelitian tekologi industri pertanian. Teknologi Industri Pertanian. 19(2): 115-121.