Risk Management to Improve Supply Chain Performance

image source: https://www.blueoceanacademy.com/advantages-of-a-career-in-supply-chain-management-and-logistics/

Salah satu aspek penting dalam rantai pasok adalah kinerja rantai pasoknya. Kinerja rantai pasok dapat diukur dengan berbagai pendekatan, salah satunya adalah menggunakan framework Supply Chain Operation Reference (SCOR). Selain kinerja rantai pasok, hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah potensi risiko rantai pasok. Sama halnya dengan kinerja, risiko perlu diidentifikasi, dinilai dan dimitigasi agar tidak memberikan dampak negatif pada competitive advantage rantai pasok.

Penelitian ini menawarkan solusi dengan merumuskan strategi mitigasi risiko untuk minimasi risiko rantai pasok sekaligus untuk meningkatkan kinerja rantai pasok. Goalnya adalah kinerja dapat meningkat sekaligus mencegah lebih banyak risiko untuk muncul.

Kinerja rantai pasok perlu dihitung terlebih dahulu dan diidentifikasi metrik apa saja yang memiliki nilai terendah dibandingkan dengan benchmark. Setelah itu, risiko rantai pasok juga perlu diidentifikasi dan dinilai kemudian ditentukan risiko potensial yang perlu untuk segera dimitigasi. Sehingga, aktivitas mitigasi risiko yang ditawarkan secara simultan mampu memitigasi risiko dan juga meningkatkan kinerja rantai pasok.

Penilaian kinerja rantai pasok dinilai dengan pendekatan SCOR dan Fuzzy AHP. Metode ini sudah lebih juga juga dijelaskan pada penelitian-penelitian sebelumnya seperti [1]-[3]. Tetapi, metrik yang ditentukan pada riset ini berkaitan erat dan sesuai dengan proses bisnis yang terjadi pada agroindustri gula tebu. Hasil penilaian kinerja rantai pasok dapat menjadi landasan untuk memperbaiki kinerja dan menetapkan strategi untuk mitigasi risiko.

Penelitian ini menawarkan metode baru dalam analisis risiko. Penelitian ini merumuskan model Fuzzy – House of Risk (HOR) untuk analsisi dan penilaian risiko. Model tersebut dikembangkan dari kerangk House of Risk (HOR) oleh Referensi [4] dan memadukannya dengan pendekatan Fuzzy.

Secara lengkap, ide tersebut telah dituangkan dalam artikel ilmiah berikut [5] dan dapat diakses pada link ini. 

 

Referensi

[1] Asrol, M., Marimin, M., & Machfud, M. (2017). Supply chain performance measurement and improvement for sugarcane agro-industry. International Journal of Supply Chain Management6(3), 8-21.

[2] Marimin M, Djatna, T., Asrol, M., Papilo, P., Taufik, B., & Darmawan, M. A. (2020, February). Supply chain performance measurement and improvement of palm oil agroindustry: A case study at Riau and Jambi Province. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 443, No. 1, p. 012056). IOP Publishing. 

[3] Djatna, T, Marimin, M, Asrol, M, Baidowi, T, Harison, H, Safriyana, S, Martini, S. (2020). SCOR-Based Information Modeling for Managing Supply Chain Performance of Palm Oil Industry at Riau and Jambi Provinces, Indonesia. Int. J Sup. Chain. Mgt Vol9(5), 75.

[4] Pujawan, I. N., & Geraldin, L. H. (2009). House of risk: a model for proactive supply chain risk management. Business Process Management Journal

[5] Asrol, M., Marimin, M, Machfud, M, Yani, M., & Taira, E. (2021). Risk Management for Improving Supply Chain Performance of Sugarcane Agroindustry. Industrial Engineering & Management Systems20(1), 9-26.

Muhammad Asrol