Rantai Pasok Industri Baterai Sel untuk Mobil Listrik (Electrical Vehicle) Di Indonesia.

By Albert Siahaan

Latar Belakang

Moda transportasi darat sangat berperan penting dalam menunjang kegiatan ekonomi, bisnis, wisata, pendidikan dan juga kegiatan lainya, umumnya menggunakan sumber energi dari tenaga mesin pembakaran dalam yang menggunakan bahan bakar minyak mineral. Sumber minyak mineral dunia makin menipis, perkiraan total cadangan minyak termasuk cadangan pasir minyak dunia berkisar antara 1,64 – 1,66 triliun barel. Menurut Administrasi Informasi Energi (EIA), total konsumsi minyak dunia pada tahun 2018 adalah 99,55 juta barel per hari, hanya akan bertahan sekitar 40-45 tahun (Haider, 2020). Tingginya angka pencemaran udara dibanyak negara dunia telah melebihi ambang batas 25 mkg/m3 (PM2.5) dan 50 mkg/m3 (PM10). Hasil pengukuran tahun 2005 pada PM10 adalah sebagai berikut: Afrika = 40-150 mkg/m3, Asia (35-220 mkg/m3), Australia/New zeland = 28-127 mkg/m3), Canada/USA = 20-60 mkg/m3, Eropa = 20-70 mkg/m3, Amerika Latin = 30-129 mkg/m3, (World Health Organization, 2006).

Peningkatan pencemaran udara di kota-kota besar di Indonesia, disebabkan oleh moda transportasi darat sekitar 80% dan berdampak pada peningkatan NOx hingga 51% (dari 814 kt/tahun pada tahun 2015 menjadi 1.225 kt/tahun pada tahun 2030), PM2.5 hingga 26% (dari 87.7 kt/tahun pada tahun 2015 menjadi 110.5 kt/tahun pada tahun 2030), serta polutan lainnya seperti SO2, PM10, VOC, dan O3 (Haryanto, 2018). Kendaraan listrik sebagai moda transportasi darat menjadi alternatif terbaik untuk menanggulangi krisis sumber minyak mineral dan dampak pencemaran lingkungan yang sedang dihadapi saat ini. Perkembangan mobil listrik (EV) di dunia pada tahun 2010 sebanyak 390 unit dan meningkat dalam 6 tahun kemudian di tahun 2016 menjadi 805.320 unit (International Energy Agency, 2017) . Jenis mobil yang listrik antara lain: HEV(Hybrid-Electric Vehicle), BEV(Battery Electric Vehicle), dan PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Susunan posisi baterai pada jenis EV, (Omazaki Group, 2021).

Baterai merupakan komponen utama EV sekitar 40%, komponen biaya terbesar pembuatan baterai sel EV adalah material sekitar 60% dari biaya pembuatan baterai sel EV (Subekti et al., 2014). Sebagian besar EV menggunakan baterai lithium ion (LiB) dengan litium sebagai bahan baku katoda dan grafit sebagai bahan anoda. Bahan katoda memberikan kontribusi tertinggi terhadap harga baterai  lithium, yaitu sekitar + – 34% (Firdiyono et al., 2019). Cadangan nikel Indonesia sekitar 4,5 miliar ton dan merupakan negara dengan cadangan bijih nikel terbesar di dunia, sekitar 32,7% (International Energy Agency, 2017).

Baterai sel dalam mobil listrik/EV merupakan satu komponen terpenting, bahkan merupakan satu-satunya sumber tenaga, sebab energi listrik yang tersimpan dalam baterai adalah satu-satunya sumber energi penggerak EV beserta kelengkapanya, sehingga kapasitas penyimpanan daya listrik jauh lebih besar, sehingga ukuranya pun lebih besar. Selain membutuhkan perawatan, baterai mobil EV juga membutuhkan management pemakaian supaya umur pakai bisa bertahan lama sesuai garansi pembuatnya, karena penggunaan baterai yang tidak benar bisa mengakibatkan kemampuan baterai berkurang drastis, untuk itu konsumen harus memperhatikan petunjuk perawatan baterai dan management penggunaan baterai sesuai petunjuk pembuatnya, jenis baterai sel yang umum dipakai EV adalah Baterai Li-Ion, LiB dan Baterai NiMH (Omazaki Group, 2021).

Kerangka Pikir dan Metode Penelitian

Dimanakah potensi lokasi untuk pengembangan industri baterai sel mobil listrik (EV) akan dibangun di Indonesia? Bagaimana mengoptimalkan jaringan rantai pasok baterai  sel mobil listik (EV), terhadap biaya tetap dan biaya tidak tetap? Bagaimana strategi rantai pasok industri baterai sel mobil listrik (EV) untuk mendukung pengembangan mobil listrik (EV), dimana industri ini merupakan hal baru dan Indonesia adalah negara kepulauan. Dalam menjawab pertanyaan tesebut perlu dibuat suatu kerangka pikir penelitian, diawali dengan merumuskan indikator permasalahan yang akan dilakukan, kemudian dari permasalahan yang muncul dilakukan analisa menggunakan tiga metode yang saling terintegrasi untuk mendapatkan tujuan utama yaitu pemilihan wilayah penentuan lokasi pabrik baterai sel EV di Indonesia.

Metode deskriptif dan kuantitatif digunakan untuk penentuan kriteria dan lokasi potensial wilayah pengembangan industri baterai sel EV. Dalam hal ini, data primer perlu dikumpulkan melalui kuisioner dari para pakar/ahli dan data sekunder dari kajian penelitian terdahulu, badan penelitian atau lembaga pemerintahan. Mencari alternatif lokasi pengembangan industri baterai sel EV, ditentukan oleh beberapa kriteria dari masing-masing alternatif lokasi  (Chopra & Meindl, 2013). Kerangka penelitian adalah sebagai berikut

Gambar 2 Kerangka penelitian

Penentuan Lokasi Potensial

Dalam menentukan potensi lokasi rencana fasilitas pabrik baterai sel EV di Indonesia, harus dilihat beberapa kriteria dari berbagai segi dan hal-hal yang dapat mempengaruhi dalam pendirian pabrik  hingga beroperasi sampai dalam hal pengiriman bahan baku dan material pendukung dari Supplyer serta pengiriman barang jadi hasil produksi ke pihak customer dan konsumen, beberapa kriterai yang menjadi acuan dalam penentuan lokasi suatu industri dapat ditentukan melalui beberapa kriteria, yaitu ketersediaan pasokan dan pasar, ketersediaan fasilitas lokasi potensial pabrik baterai sel EV, perkiraan permintaan baterai EV di pasar, faktor biaya fasilitas dan tenaga kerja, faktor sosial, sumber daya manusia dan ekonomi serta biaya transportasi, sehingga didapatkan potensi lokasi dari alternatif pabrik baterai sel EV di Indonesia. Hasil kajian awal menunjukkan potensi lokasi adalah Batang, Cikarang, Subang, Maluku Utara, Konawe, Morowali, dan Sorowako.

Lokasi alternatif pabrik baterai sel EV terbaik untuk pengembangan industri baterai sel EV, dapat ditentukan dengan menggunakan metode CPI (Composite Performance Index) dengan menggabungkan berbagai alternatif lokasi  berdasarkan beberapa kriteria lokasi. Dalam menentukan bobot dari masing-masing kriteria K1-K14 masing-masing individu pakar dan bobot masing-masing kriteria K1-K14 dari rata-rata pakar/ahli dihitung dengan bantuan perangkat lunak super decision.  Melalui proses perhitungan mengikuti kerangka penilainan AHP, hasil perhitungan nilai bobot kriteria dan CI (Consistency Index) dari hasil perhitungan perangkat lunak Super decision. Hasil perhitungan menunjukkan nilai CI (Consistency Index) penilaiaan dari para pakar/ahli adalah 0.06529 dengan nilai CR (consistency Ratio) 0,06529/1,57 = 0,0415. Hal ini mengindikasikan pakar sudah memberikan penilaian yang konsisten dan sudah dapat diterima.

Dari hasil perhitungan perkalian penggabungan bobot kriteria AHP dengan nilai kriteria dari potensi lokasi pabrik alternatif, maka diperoleh hasil peringkat . Dari perhitungan AHP-CPI maka diperoleh nilai rangking tertinggi dari lokasi alternatif pabrik baterai sel EV di Indonesia adalah: Morowali-Sulawesi Tengah dengan nilai 486,5579, Cikarang-Jawa barat dengan nilai 419,5378, Patimban, Subang-Jawa barat dengan nilai 411,564, Batang-Jawa Tengah dengan nilai 287,4368, Sorowako-Sulawesi Selatan dengan nilai 261,861, Maluku Utara dengan nilai 189,4721, Konawe-Sulawesi Tenggara dengan nilai 170,3604.

Lokasi pabrik yang terbaik dari 7 alternative lokasi dengan menggunakan metode AHP-CPI adalah di Morowali – Sulawesi Tengah. Untuk mengoptimalkan jaringan rantai pasokan, harus memperhitungkan keberadaan pabrik Smelter dan Precussor di Sulawesi Tengah dengan mempertimbangkan titik koordinat dan kapasitas pabrik Smelter nikel dan Precussor bahan katoda baterai sel EV tersebut. Terdapat sebanyak 17 pabrik Smelter dan Precussor yang sudah beroperasi dan sedang dibangun di provinsi Sulawesi Tengah, sebagian besar pabrik Smelter nikel berada di kawasan industri IMIP-Morowali yaitu sekitar 6 pabrik Smelter, 4 pabrik Precussor. Dan 6 pabrik Smelter ada di kabupaten Morowali dan Morowali Utara, dan satu di KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Palu. Untuk mengoptimalkan jaringan rantai pasokan maka diperlukan titik koordinat (Google, 2021) dan kapasitas produksi pabrik smelter di provinsi Sulawesi Tengah (Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, 2019) untuk keperluan data perhitungan titik koordinat lokasi pabrik baterai sel EV. Setelah ditemukan titik-titik koordinat dan kapasitas produksi pabrik smelter nikel di Sulawesi Tengah, maka akan ditentukan titik koordinat pabrik baterai EV dengan metode center of grafity. Sehingga titik koordinat pabrik baterai EV diperoleh untuk mengoptimalkan jaringan rantai pasokan di titik koordinat : XG= -2,55286495385115, dan YG= 121,863987538114. Bente adalah desa di kecamatan Bungku Tengah, Morowali, Sulawesi Tengah, Indonesia. Di Bente sudah terdapat RSUD Morowali, kompleks perkantoran Bupati Morowali, Masjid Agung Morowali, Taman Kota Fonuasingko, Stadion Morowali dan berbagai fasilitas vital lainnya.

Titik koordinat lokasi pabrik untuk pengembangan industri baterai sel EV di Indonesia berdasarkan metode center of grafity adalah di desa Bente, dan masuk ke pedalaman hutan dan belum ada fasilitas jalan raya, dan belum ada jaringan PLN/listrik, dan juga belum ada fasilitas sosial dan fasilitas lainya. Dan jaraknya sekitar 11 km ke jalan raya Morowali, dan sekitar 45 km jaraknya dari kawasan industi IMIP-Morowali, dan sekitar 44 km ke Pelabuhan khusus BDM-IMIP Morowali.

Gambar Potensi lokasi

Merumuskan Strategi Rantai Pasok Pabrik Baterai Sel EV di Kawasan IMIP-Morowali

Untuk merumuskan strategi rantai pasok baterai sel EV yang telah ditemukan dilokasi terbaik di kawasan industri IMIP – Morowali, Sulawesi Tengah dan untuk mengoptimalkan jaringan rantai pasokan, perlu dianalisa segala kekurangan dan kelebihan Kawasan dengan metode SWOT(David, 1992). Adapun faktor-faktor internal dalam hal kelebihan/strength, kelemahan/weakness maupun faktor-faktor external terhadap kesempatan/opportunitis, serta ancaman/treats, dimana kelengkapan dan kemampuan fasilitas, pasokan bahan baku, pasar produk, distribusi, para pesaing, kebijakan pemerintah dan kondisi sosial masyarakat dapat mempengaruhi kinerja jaringan rantai pasokan, identifikasi SWOT.

Dari indentifikasi faktor-faktor internal dan external terhadap kelemahan, kekuatan, kesempatan dan ancaman (SWOT) dari pabrik yang akan dibangun dalam suatu lokasi atau Kawasan dalam hal ini di Kawasan indsutri IMIP-Morowali seperti Tabel, maka perlu dirumuskan pemecahan masalahnya melalui analisa SWOT. Dari identifkasi faktor-faktor internal dalam hal kekuatan dan kelemahan, serta faktor-faktor external dalam hal kesempatan dan ancaman atau yang dikenal dengan SWOT, kemudian dianalisa faktor-faktor internal dan external tersebut dan dicari solusi untuk mengatasi ancaman external dirubah menjadi tantangan , dan tantangan dirubah menjadi kesempatan. Serta kelemahan internal diperbaiki untuk menjadi kekuatan dan kekuatan tetap dipertahankan. Hal ini disebut dengan perumusan strategi jaringan rantai pasokan, strategi jaringan rantai pasokan baterai sel EV di Indonesia.

Tabel SWOT analysis

Simpulan dan Rekomendasi

Hasil diskusi pakar akademisi dan praktisi dalam memberikan pandangan dan pendapatnya tentang kekurangan dan kelebihan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Lokasi pengembangan industri baterai mobil listrik/EV yang paling berpotensi adalah pertama di kawasan industri IMIP-Morowali, Sulawesi tengah. Kedua di Kawasan industri Delta Mas-Cikarang, Jawa barat. Dan ketiga adalah di Patimban-Subang, Jawa barat.
  2. Jaringan rantai pasokan dapat dioptimalkan dengan menemukan titik koordinat pabrik baterai sel EV dengan memperhitungan titik koordinat dan kapasitas dari pabrik smelter di wilayah potensi serta memperhitungan faktor fasilitas terdekat Kawasan. Optimalisasi ditemukan di desa Bente, kemudian dioptimalkan dengan memperhitungan fasilitas Kawasan sekitar sehingga ditemukan di Kawasan industry IMIP-Morowali.
  3. Strategi rantai pasok industri baterai EV di Indonesia, harus menguasai teknologi baterai sel EV dengan melakukan riset-riset dan meningkatkan sumber daya manusia melalui training dan transfer teknologi dari investor dengan memberikan insentif. Menyediakan rantai pasokan industri mobil listrik/EV dari hulu hingga ke hilir, mengembangkan infrastruktur seperti pelabuhan khusus dilokasi terdekat kawasan industri serta membangun rail kereta gerbong dari pabrik semelter-Precussor-Baterai sel EV-Pabrik EV-Pelabuhan.

Rekomendasi penelitian ini adalah:

  1. Perlu dibuat lebih detail jaringan rantai pasok terhadap moda transportasi dalam mensupply bahan baku nikel dari tambang ke smelter à kekawasan industri IMIP-Morowali à pelabuhan IMIP Morowali à pabrik EV di pulau Jawa à ke tujuan  pasar lok
  2. Perlu ada solusi dari pemerintah atas sulitnya mendapatkan bahan bakar alat-alat berat yang beroperasi ditambang nikel, jika pasokan bahan bakar terganggu akan mempengaruhi pasokan bijih nikel ke pabrik smelter dan precussor baik harga ataupun waktu pengiriman.
  3. Perlu adanya regulasi dan solusi dari pemerintah atas bahan bakar batu bara untuk PLTU sebagai pembangkit tenaga listrik smelter, precussor dan pabrik baterai, yang dapat menyebabkan polusi udara yang melanggar AMDAL.
  4. Perlu ada jalan keluar atas perizinan dan regulasi yang terkadang tumpang tindih terutama IUP (Izin Usaha Penambangan) kepemilikan ganda, kemudian IUP yang terpecah oleh karena pemekaran wilayah kabupaten dan provinsi diwilayah IUP.
  5. Perlu ada grand strategi untuk industri mobil listrik di Indonesia, dimana Indonesia memiliki sumber nikel terbesar di dunia, maka perlu dibangun industri mobil listrik dari hulu sampai hilir, dari mulai pertambangan nikel sampai ke pabrik mobil listrik/EV yang sudah terintegrasi, sehingga menjadikan Indonesia sebagai industri utama mobil listrik di ASEAN. Grand strategi tentang mobil listrik/EV Indonesia, bisa dilakukan misalnya dengan memiliki merek sendiri dengan cara menguasai tehnologi dengan membiayai riset mobil listrik dan baterai mobil listrik serta membangun SDM dengan transfer tehnologi dengan memberikan insentive kepada pihak investor.
  6. Saran untuk penelitian selanjutanya dan yang belum dapat dilakukan pada penelitian ini:
    • Dampak sosial dan lingkungan jika pengembangan industri baterai sel EV dikawasan industri Morowali Sulawesi Tengah, terhadap faktor bahan bakar, energi, transportasi, tenaga kerja, dan kendala perizinan.
    • Analisa dampak ekonomi dan sosial di Sulawesi Tengah dan Indonesia jika industri baterai sel EV terpusat di Kawasan industri IMIP Morowali Sulawesi Tengah.
    • Kesiapan Kawasan industri IMIP Morowali sebagai pusat pengembangan industri baterai sel EV di Indonesia.

Daftar Pustaka

  1. Badan Pusat Statistik. (2021). Badan Pusat Statistik-Beranda. Badan Pusat Statistik.
  2. Chopra, S., & Meindl, P. (2013). Supply Chain Management: Strategy, Planning and Operation (5th ed.). Pearson. https://doi.org/10.5772/633
  3. David, F. R. (1992). Strategic Management; Concepts and Cases. In Prentica Hall (13th ed., Vol. 43, Issue 11). https://doi.org/10.2307/2584115
  4. Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara. (2019). KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK FASILITAS PEMURNIAN. Kementrian Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.
  5. Ernowo, Suihandi, D. N., & Awaludi, M. (2017). Ketersediaan nikel dan kobalt untuk bahan industri baterei listrik di Indonesia. Kementrian Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.
  6. Firdiyono, F., Sulistiyono, E., Lalasari, L. H., Arwanda, M. R., & Wahyuningsih, S. (2019). Adsorption of lithium in the manganese hydroxide precipitation processes. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, 478(1), 0–6. https://doi.org/10.1088/1757-899X/478/1/012011
  7. Google. (2021). Maps. Google.
  8. Haider, W. H. (2020). Estimates of total oil & gas reserves in the world, future of oil and gas companies and smart investments by E & P companies in renewable energy sources for future energy needs. International Petroleum Technology Conference 2020, IPTC 2020. https://doi.org/10.2523/iptc-19729-ms
  9. Haryanto, B. (2018). Climate Change and Urban Air Pollution Health Impacts in Indonesia. Springer Climate, December 2017, 215–239. https://doi.org/10.1007/978-3-319-61346-8_14
  10. International Energy Agency. (2017). 2016, Jumlah Mobil Listrik Mencapai 2 Juta Unit. Databoks.
  11. Omazaki Group. (2021). Baterai Mobil Listrik dan Karakteristiknya.
  12. Subekti, R. A., Sudibyo, H., Susanti, V., Saputra, H. M., & Hartanto, A. (2014). Peluang dan Tantangan Pengembangan Mobil Listrik Nasional. LIPI Press.
  13. Tribun. (2021). Perusahaan Nikel Terbesar di Sulawesi Tengah, Apa itu PT.IMIP? Cek Penjelasannya. Tribun.
  14. World Health Organization. (2006). Air Quality Guidelines: Global Update 2005 : Particulate Matter, Ozone, Nitrogen Dioxide, and Sulfur Dioxide. World Health Organization EUROPE

Tentang Penulis

Albert Siahaan adalah Alumni Program Studi Master of Industrial Engineering. Beliau telah menyelesaikan Penelitian Tesis dengan tema yang sama yaitu perancangan rantai pasok industri baterai sel untuk mendukung industri mobil listrik di Indonesia.

Saat ini, Albert Siahaan berkarir sebagai Sr. Manager Quadra Furniture Kitchen Plant & Installation di PT. Satyaraya Keramindoindah (SRKI), Balaraja, Tangerang Indonesia sejak July 2021. Sebelumnya, beliau sudah berpengalaman dengan berkarir di industri dengan berbagai bidang lini bisnis, di antaranya: roduk Quadra big slab, material bangunan Keramik, re-engineering glass, acrylic dan lain sebagainya.