10 Keputusan dalam Manajemen Operasional

Kesuksesan sebuah perusahaan tidak dapat lepas peran fungsi-fungsi yang mendukung jalannya perusahaan. Terdapat empat kategori umum penggolongan fungsi dalam perusahaan yaitu fungsi keuangan, fungsi pemasaran, fungsi sumber daya manusia, dan fungsi operasional [1]. Setiap fungsi tersebut memiliki tanggung jawab akan aktivitas-aktivitas tertentu yang seringkali saling berhubungan satu sama lain baik di dalam fungsi tersebut atau antar fungsi. Beberapa aktivitas bahkan memerlukan koordinasi dengan fungsi-fungsi lain di luar perusahaan seperti contohnya koordinasi dengan supplier, distributor, atau customer

Sebuah contoh sederhana dapat dilihat dari bagaimana sebuah perusahaan penyedia biji kopi perlu menyiapkan pesanan untuk biji kopi dari pelanggannya. Pesanan biasanya diproses pertama kali oleh bagian pemasaran berdasarkan kesepakatan dengan pelanggan. Dalam hal ini tentu bagian pemasaran harus memiliki product knowledge terkait produk atau jasa yang disediakan agar pelanggan tidak mendapatkan informasi yang salah. Kemudian setelah pesanan dapat dipastikan, koordinasi antara fungsi keuangan, produksi / operasional, dan pemasaran, harus dilakukan dengan baik untuk memastikan aliran uang, barang, dan informasi terkait pesanan yang diterima dapat berjalan dengan baik. Selain itu harus dipastikan juga apakah persediaan, kapasitas, dan kualitas untuk memproduksi barang sesuai pesanan dilakukan. Hingga akhirnya pesanan yang dilakukan oleh pelanggan dapat dipenuhi dengan baik dan pembayaran yang sesuai dapat diterima oleh fungsi keuangan. 

Dalam operasional perusahaan tentu akan terdapat sangat banyak keputusan yang perlu dilakukan dengan cermat agar perusahaan tidak mengalami kerugian dan kepuasan pelanggan dapat dijaga. Oleh karena itu pengetahuan terkait keputusan-keputusan dalam manajemen operasional menjadi penting dipahami oleh berbagai fungsi yang ada di dalam perusahaan [2]. Selain itu, salah satu hal yang mendorong pentingnya manajemen operasi bahwa diketahui 40-50% dari semua jenis pekerjaan akan memerlukan pengetahuan yang termasuk dalam ranah manajemen operasional [3]. Ringkasan berikut menjabarkan secara ringkas beberapa keputusan yang perlu dipahami dalam manajemen operasional.

Keputusan terkait Manajemen Kualitas

Pada dasarnya manajemen kualitas adalah kumpulan metode untuk memastikan suatu proses atau produk memberikan output sesuai yang dijanjikan. Dalam keputusan terkait manajemen kualitas akan dibutuhkan kemampuan untuk menjawab pertanyaan seperti

  • Bagaimana menghasilkan barang dan jasa sesuai kualitas yang diinginkan?
  • Bagaimana menerapkan standar pengendalian mutu?
  • Apakah standar mutu sudah terpenuhi?

Pada prakteknya mengimplementasikan sistem manajemen kualitas tidak mudah. Beberapa sistem manajemen kualitas yang sering digunakan sebagai best practice diantaranya Total Quality Management (TQM), Continuous Improvement (CI), Six Sigma, Total Productive Maintenance (TPM), Toyota Production System (TPS), Lean Manufacturing, Theory of Constraints (TOC), dan ISO 9001 [4].

Keputusan terkait Manajemen Rantai Pasok

Keputusan terkait manajemen rantai pasok memerlukan pemahaman dan kemampuan untuk mengorganisir aktivitas-aktivitas yang dilakukan para pelaku yang ada di rantai pasok. Supply Chain atau Rantai pasok adalah adalah serangkaian proses bisnis yang menghubungkan beberapa faktor untuk peningkatan nilai tambah bahan baku/produk dan mendistribusikannya kepada konsumen [5]. Beberapa pertanyaan umum yang muncul terkait manajemen rantai pasok diantaranya:

  • Bagaimana mengorganisir arus barang, informasi, dan uang secara efektif pada keseluruhan rantai pasok?
  • Bagaimana memilih supplier yang tepat? 
  • Bagaimana merancang kontrak yang win-win bagai rantai pasok?

Secara tradisional, tujuan supply chain management (SCM) berfokus pada pemaksimalan kepuasan konsumen, mengurangi biaya operasional, peningkatan pendapatan, dan profitabilitas bisnis. Seiring dengan perkembangan manajemen rantai pasok, tujuan SCM juga beradaptasi yaitu menuju penggunaan sumber daya yang lebih efisien (lean supply chain) dan lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan permintaan ataupun pasokan (agile supply chain)[6].

Keputusan terkait Manajemen Persediaan

Persediaan seringkali tidak terhindarkan untuk membuat arus barang menjadi lancar. Persediaan bisa dimiliki dalam bentuk raw material, work-in-progress, maupun finished product. Seringkali persediaan dibutuhkan untuk mengantisipasi adanya ketidakpastian baik dari sisi pasokan, internal, maupun customer [7]. Ada pula persediaan yang memang disiapkan untuk mengantisipasi adanya suatu event atau prediksi lainnya. Beberapa pertanyaan umum dalam manajemen persediaan adalah.

  • Berapa jumlah stok barang yang harus dimiliki?
  • Berapa bahan baku yang harus dipesan?
  • Kapan waktu yang tepat memesan kembali? 
  • Berapa jumlah pesanan yang optimal?
  • Produk mana yang seharusnya menjadi prioritas?

Keputusan terkait Manajemen Permintaan 

Secara garis besar kegiatan dalam manajemen permintaan akan terkait dengan bagian pemasaran. Kegiatan seperti peramalan permintaan, pemilihan promosi, hingga mencari tahu pola dan karakteristik yang menjadi keinginan customer adalah bagian dari kegiatan dalam manajemen permintaan. Berikut adalah beberapa pertanyaan yang  dapat merepresentasikan diskusi yang ada dalam manajemen permintaan. 

  • Berapa jumlah permintaan?
  • Bagaimana menaikkan jumlah permintaan agar produksi bisa terserap?
  • Bagaimana strategi penentuan harga?
  • Discount dan Promosi seperti apa yang dibutuhkan?

Keputusan terkait Perencanaan Kapasitas

Perencanaan yang baik terkait kapasitas yang dibutuhkan agar sesuai dengan permintaan adalah bagian dari keputusan dalam manajemen operasional. Kapasitas dalam hal ini bisa berupa ketersediaan mesin, jumlah pekerja, ataupun area penyimpanan. Kapasitas yang berlebih berpeluang membuat perusahaan mengalami kerugian dalam bentuk fixed cost maupun variable cost. Sedangkan kapasitas yang kurang dapat membuat perusahaan kehilangan peluang untuk memenuhi demand atau opportunity cost. Beberapa pertimbangan dalam perencanaan kapasitas adalah sebagai berikut. 

  • Berapa kapasitas yang akan dibutuhkan dalam satu periode? 
  • Bagaimana memenuhi kebutuhan untuk mencapai kapasitas tersebut?
  • Berapa kapasitas yang akan dibutuhkan dalam satu periode? 
  • Bagaimana memenuhi kebutuhan untuk mencapai kapasitas tersebut

Keputusan terkait Perencanaan Strategis, Taktikal, dan Operasional

Berdasarkan jangka waktu pengambilan keputusan, pengambilan keputusan dalam ranah manajemen operasional bisa dikategorikan dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Keputusan jangka panjang biasanya dikategorikan sebagai keputusan strategis, dimana keputusan yang tergolong keputusan strategis akan memiliki efek dalam jangka waktu yang panjang misalnya lebih dari 5 tahun kedepan. Keputusan strategis akan membutuhkan biaya investasi awal yang tinggi, kemudian keputusan ini juga akan mempengaruhi bagaimana keputusan taktikal dan operasional dilakukan. Keputusan taktikal merupakan keputusan jangka menengah dengan jangka waktu antara 1 sampai 12 bulan. Keputusan terakhir adalah yang bersifat operasional yaitu keputusan jangka pendek yang biasanya dilakukan pada keseharian di perusahaan. Beberapa contohnya adalah sbb.

  • Bagaimana mengatur tata letak departemen, peralatan, alur kerja, penyimpanan agar meminimasi biaya dan maksimisasi produktivitas?
  • Bagaimana membuat jadwal untuk sumber daya yang dimiliki? Siapa yang melakukan penjadwalan?
  • Bagaimana memperbaiki metode kerja?
  • Bagaimana mendesain sistem kerja yang dapat meningkatkan produktivitas?

Keputusan terkait Manajemen Proyek

Perusahaan kadang-kadang perlu melakukan pekerjaan yang dapat dikategorikan menjadi sebuah proyek. Perusahaan jasa seringkali mendefinisikan pekerjaannya dalam sebuah proyek misalkan proyek konsultasi perusahaan A, proyek pembangunan infrastruktur di lokasi B, dll. Namun, bukan berarti perusahaan penghasil barang tidak perlu memiliki kemampuan manajemen proyek. Hal ini karena bisa jadi ada pekerjaan yang bisa digolongkan sebagai proyek internal seperti: proyek pengembangan produk baru dan proyek peningkatan performa karyawan. Pada dasarnya proyek didefinisikan sebagai pekerjaan yang sifatnya sementara dengan tiga elemen dasar yaitu memiliki scope / batasan kerja, schedule / jadwal mulai dan berakhir, dan resource / sumber daya yang dibutuhkan [x]. Diskusi yang terjadi dalam manajemen proyek diantaranya:

  • Aktivitas mana yang menjadi titik kritis bagi jalannya proyek? 
  • Menentukan sasaran dan tujuan proyek? Mengatur sumber daya dan jadwal pada aktivitas proyek?

Keputusan terkait Produk atau Jasa

Menghasilkan produk yang sukses di pasaran tidak semudah mempunyai ide yang dirasa baik dan mengimplementasikannya. Hal ini membuat keputusan terkait pengembangan produk dan jasa merupakan serangkaian proses yang kompleks. 

  • Produk / Jasa apa yang diinginkan pelanggan?
  • Bagaimana menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik?

Keputusan terkait Penggunaan Teknologi

Penggunaan teknologi yang tepat sangat berpengaruh terhadap performa perusahaan. Dari sejarahnya, perusahaan yang mampu memanfaatkan teknologi dengan baik akan memiliki peluang untuk menjadi perusahaan yang memimpin di bidangnya. Trend penggunaan teknologi selalu berkembang contohnya pada awal revolusi industri penggunaan mesin uap adalah teknologi yang sangat canggih, tapi kini telah menjadi sangat usang karena sudah mulai digunakannya robot untuk otomasi industri. Pada awal revolusi informasi, penggunaan teknologi software berbasis internet adalah suatu hal yang dianggap terdepan, namun saat ini teknologi tersebut adalah hal lumrah yang sudah menjadi bagian dari perusahaan. Beberapa diskusi terkait penggunaan teknologi adalah sbb.

  • Teknologi apa yang dapat membantu operasional perusahaan? 
  • Teknologi apa yang punya peluang akan berkembang dan digunakan kedepannya sehingga perusahaan bisa mengantisipasi jika perlu melakukan adaptasi lebih awal?
  • Bagaimana mengadopsi teknologi baru bagi perusahaan?

Keputusan terkait Implementasi Lean pada Perusahaan

Filosofi utama dalam implementasi konsep lean / ramping pada perusahaan adalah menghasilkan / memproduksi lebih dengan sumber daya yang minimal. Dimana metode utamanya adalah melakukan eliminasi terhadap segala hal yang dianggap sebagai waste. Waste dalam hal ini adalah segala sesuatu baik itu berupa kegiatan, proses, maupun barang yang tidak memberikan nilai tambah produk akhir yang dihasilkan. Beberapa hal yang menjadi diskusi dalam penerapan lean adalah sbb. 

  • Bagaimana memanfaatkan sumber daya yang seminimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
  • Bagaimana memperoleh arus kerja yang lancar dan sistem ramping yang menggunakan sumberdaya secara efisien?

Kesimpulan

Dalam artikel ini dibahas secara ringkas mengenai manajemen operasional. Kemudian pembahasan dilanjutkan lebih terperinci membahas beberapa keputusan yang umum diambil dalam kegiatan manajemen operasional. Keputusan-keputusan tersebut diantaranya terkait: manajemen kualitas, manajemen rantai pasok, manajemen persediaan, manajemen permintaan, perencanaan kapasitas, perencanaan strategis-taktikal-operasional, manajemen proyek, manajemen produk & jasa, penggunaan teknologi, dan implementasi lean. 

Artikel ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara umum terkait keputusan-keputusan dalam manajemen operasional. Bagi berminat untuk mempelajari lebih dalam terkait konsep dan implementasi manajemen operasional, materi ini dibahas pada beberapa mata kuliah yang ditawarkan Magister Teknik Industri Binus diantaranya: Supply Chain Modelling, Supply Chain & Logistics, dan Operations Management.

Kutipan

Untuk mengutip artikel ini silahkan gunakan format berikut:

Redi., A.A.N.P  (2021). 10 Keputusan Manajemen Operasional. Website Magister Teknik Industri Bina Nusantara. https://mie.binus.ac.id/yyyy/mm/dd/title/. Access date: dd-mm-yyy.

 

Referensi

  1. J. Heizer, B. Render, and C. Munson, “Operations Management-Sustainability and supply chain management (11. utg.),” Essex: Pearson, 2014.
  2. F. R. Jacobs, R. B. Chase, and R. R. Lummus, Operations and supply chain management, vol. 567. McGraw-Hill Irwin New York, 2011.
  3. W. J. Stevenson, Operations management. McGraw-Hill Education, 2014.
  4. Kumar, P., Maiti, J., & Gunasekaran, A. (2018). Impact of quality management systems on firm performance. International Journal of Quality & Reliability Management.
  5. Asrol, M. (2021), Konsep dan Ruang Lingkup Supply Chain. Website Magister Teknik Industri Bina. https://mie.binus.ac.id/2021/02/04/rantai-pasok/. Access date: 08-02-21.
  6. Redi., A.A.N.P  (2021). Apa itu Green Supply Chain?. Website Magister Teknik Industri Bina Nusantara. https://mie.binus.ac.id/2021/02/03/apa-itu-green-supply-chain/. Access date: 08-02-21.
  7. Shenoy, Dinesh, and Roberto Rosas. Problems & Solutions in Inventory Management. Switzerland: Springer, 2018.
  8. Crum, C., & Palmatier, G. E. (2003). Demand management best practices: process, principles, and collaboration. J. Ross Publishing.
  9. Anderson, M. A., Anderson, E. J., & Parker, G. (2013). Operations management for dummies. John Wiley & Sons.
  10. Portny, S. E. (2017). Project management for dummies. John Wiley & Sons.
Perwira Redi